Hati-hati Barang Keluarga Pasien di RSUD Balaraja Rawan Hilang

 


AMTV, TANGERANG - Sistem keamanan yang diterapkan Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Balaraja dikeluhkan keluarga pasien.Pasalnya kali ini keluarga pasien mengalami kehilangan barang berharga ketika mereka berada di rumah sakit. Peluang target 0% kehilangan di area RSUD Balaraja Jauh dari harapan.


RSUD Balaraja atau yang lebih dikenal dengan sebutan RS Tobat, baru-baru ini menerima keluhan dari keluarga pasien yang sedang dirawat di RS tersebut, Pasalnya barang berharga milik Ade Salahudin (23) (Anak dari Surnata Wartawan AMTV) raib di gondol maling.


Kejadian tersebut bermula saat Ade Salahudin harus beristirahat karena kelelahan setelah dua hari menunggu pasien di RS Balaraja. Ade istirahat di Mushola RSUD Balaraja karena didalam ruang ICU pendamping (penunggu) pasien yang dibatasi hanya satu orang, namun naas niat beristirahat barang berharga milik Ade raib digasak maling yang berkeliaran di RSUD Balaraja.


"Saya kecewa dengan sistem keamanan di RSUD Balaraja. Karena tidak bisa membuat rasa aman dan nyaman bagi keluarga yang menunggu pasien. Dan dugaan saya, sudah sering nih kejadian kehilangan barang berharga keluarga pasien disini?". Ungkap Ade dengan nada kecewa



Kejadianpencurian sesungguhnya diketahui setelah Surnata Wartawan AMTV diberi akses untuk melihat rekaman CCTV yang ada di dalam Musholla RS.


"Karena didalam ruang ICU penunggu dibatasi, maka saya suruh anak saya stay diluar sambil istirahat untuk nanti gantian jaga esok harinya. Namun saat anak saya istirahat di Mushola RS, Naas HP sama Uang tunai raib digasak maling dari dalam tas saya". Ucap Surnata 


Menurut Surnata, Kurangnya personil keamanan yang ditugaskan pihak manajemen RSUD, membuat suasana diluar ruangan rawat inap menjadi tidak nyaman. Semua orang bisa bebas keluar masuk" . Imbuhnya 


Ia meyakini, bebasnya semua orang keluar masuk kawasan RSUD memuluskan pencuri untuk beraksi menggasak harta milik keluarga pasien.Sebab pencuri bisa berbaur dengan keluarga pasien yang sedang membesuk.


Surnata pun melaporkan kejadian raibnya barang berharga anaknya berupa HP Samsung seharga 3,7 Juta dan uang tunai 2,5 juta yang disimpan dalam tas raib digondol maling pada Senin Pagi tanggal 19 Agustus 2024 sekitar pukul 3. 35 wib , seperti yang terekam di CCTV.


Usai melaporkan kejadian tersebut, pihak keamanan kemudian meneruskan laporannya kepihak Humas RSUD.


Adapun keterangan dari pihak keamanan RSUD Balaraja, bawa CCTV hanya bisa terekam dari dalam Musholla, karena beberapa CCTV disekitarnya mati dan sedang dalam pengajuan untuk perbaikan serta harus menunggu anggaran.


"Ada beberapa CCTV yang memang mati Bang, kami sudah mengajukan untuk perbaikan, kan harus nunggu anggaran turun. Masa harus pake uang pribadi?". Ucap Umar selaku Danru


Sementara itu Dr . Aang Sunarto selaku Humas RSUD Balaraja melalui WA memberitahukan kepada Surnata tentang jawaban dari RSUD  :


Assalamualaikum wrwb 

Semoga selalu dalam keadaan sehat...amiin

Saya dr. Aang kang, Humas RSUD Balaraja.

Saya sudah laporkan ke ibu direktur perihal pertemuan kita kemarin, berikut arahan beliau :

1. Mengucapkan terimakasih atas atensi dan permohonan maaf atas kejadian kehilangan handphone yang dialami.

2. Bahwa barang milik pribadi menjadi tanggung jawab pemilik dan RSUD Balaraja tidak bertanggung jawab atas kehilangan barang pribadi yang terjadi 

3. Lakukan upaya maksimal untuk mencari pelaku pencurian.

4. Lakukan perbaikan segera terhadap cctv yang tidak berfungsi baik. 

Demikian kang arahan ibu direktur..trimakasih


Awak media pun menemui Humas untuk klarifikasi lebih lanjut. Dr. Aang mengatakan bahwa pihak RSUD tidak bisa mengganti rugi barang milik keluarga pasien yang hilang dilingkungan RSUD. Iapun mengatakan bahwa selam ini sudah ada himbauan melalui speaker yang tersambung ke pusat kontrol atau Blue Code (kode biru)


"Kami sudah memasang tulisan bahwa barang pribadi yang hilang bukan tanggungjawab RSUD disetiap area dan juga selaku di umumkan di speaker yang tersambung ke pusat kontrol, petugas keamanan RS juga selaku mengontrol area-area yang dianggap rawan". Ujarnya


Namun setelah dicek oleh keluarga pasien dan wartawan ternyata keterangan Humas tidak terbukti dilapangan.


"Saya sudah 4 hari di RSUD Balaraja dan tidak menemukan Tulisan seperti yang bapak maksud, bahkan selama saya di RSUD saya juga belum pernah mendengar ada himbauan dari speaker seperti yang bapak maksud. Padahal Blue Code sangat diperlukan, bukan hanya sebagai keamanan semata tapi juga berfungsi kegawat darurata  pasien dan lain sebagainya.Fakta dilapangan yang saya tau selama 4 hari di RSUD, tidak seperti yang bapak bilang, bahkan semalam saya tidak tidur dan tidak menemukan petugas keamanan yang patroli ". Terang Surnata


Senad dengan itu, Warni ibu keluarga Pasien asal Poris Plawad juga membenarkan bahwa tidak ada petugas patroli dari keamanan RSUD.  Padahal baru hari Senin kemarin ada laporan kehilangan, kini 2 hari kemudian terjadi lagi.


"Uang saya hilang semalem 1 juta lebih, terus tadi saya laporan ke pihak keamanan rumah sakit. Ilangnya sekitar jam 3 atau setengah empat lah, pas paginya mo beli sarapan , baru tau kalau dompet saya ilang. Untung ada sisa duit di tas 10 RI u, saya beliin makanan apa aja dari pada nahan laper nanti malah ikutan sakit".  Ungkap Nenek Warni 



Para korban pencurian di RSUD Balaraja pun menghimbau kepada keluarga pasien yang menunggu agar berhati-hati, karena disini tidak aman, jaga barang-barang berharga karena Pihak RSUD Balaraja tidak bertanggungjawab terhadap kehilangan barang berharga milik pribadi.



_Sistem Keamanan di Rumah Sakit Dalam Standar Akreditasi_


Keamanan adalah perlindungan terhadap properti milik rumah sakit, pasien, staf, keluarga, dan pengunjung dari bahaya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan oleh orang yang tidak berwenang.


Contoh ancaman dan ancaman yang terkait dengan risiko keamanan termasuk


1. kekerasan di tempat kerja,

2. penculikan bayi,

3. pencurian, dan

4. akses tidak terkunci/tidak aman ke area terlarang di rumah sakit.


Insiden keamanan dapat disebabkan oleh individu baik dari luar maupun dalam rumah sakit.


1. Area yang berisiko seperti unit gawat darurat, ruangan neonatus/bayi, ruang operasi, farmasi, ruang rekam medis, ruangan IT harus diamankan dan diawasi.

2. Anak-anak, orang dewasa, usia lanjut, dan pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri mereka sendiri atau memberi isyarat untuk bantuan harus dilindungi dari bahaya.

3. Area terpencil atau terlindungi dari fasilitas dan lingkungan misalnya tempat parkir, mungkin memerlukan kamera keamanan (CCTV).


Rumah sakit menerapkan proses untuk mengelola dan memelihara keamanan (merupakan bagian dari program Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK) pada standar MFK 1 yang meliputi:


1. Menjamin lingkungan yang aman dengan memberikan identitas/tanda pengenal ( badge  nama sementara atau tetap) pada pasien, staf, pekerja kontrak, penyewa/penyewa lahan, keluarga (penunggu pasien), atau pengunjung (pengunjung di luar jam besuk dan tamu rumah sakit) sesuai dengan regulasi rumah sakit;

2. Melakukan pemeriksaan dan pemantauan keamanan fasilitas dan lingkungan secara berkala dan melakukan tindak perbaikan lebih lanjut;

3. Pemantauan pada daerah berisiko keamanan sesuai penilaian risiko di rumah sakit. Pemantauan dapat dilakukan dengan penempatan petugas keamanan (sekuriti) dan atau memasang sistem kamera CCTV yang dapat dipantau oleh sekuriti;

4. Melindungi semua individu yang berada di lingkungan rumah sakit terhadap kekerasan, kejahatan dan ancaman; dan

5. Menghindari terjadinya kehilangan, kerusakan, atau pengrusakan barang milik pribadi maupun rumah sakit.


Implementasi


1. Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan keamanan dilingkungan rumah sakit

2. umah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait keamanan di rumah sakit setiap tahun yang didokumentasikan dalam daftar risiko/ risk register

3. Rumah sakit telah membuat pengkajian risiko secara proaktif terkait keselamatan di rumah sakit. (Daftar risiko/ daftar risiko )

4. Rumah sakit telah melakukan pemantauan risiko keamanan dan dilaporkan setiap 6 (enam) bulan kepada Direktur rumah sakit


Kemanan Keamanan rumah sakit merupakan hal yang sangat penting, terlebih lagi saat RS sedang banyak Pasien yang membuat banyak orang akan pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan dan pengobatan ataupun keluarga pasien yang menunggu dan menjenguk. Salah satu contohnya adalah RS Tobat, yang belakangan ini mendapatkan keluhan dari para keluarga pasien yang merasa khawatir dengan tindakan pencurian yang seringkali terjadi di rumah sakit tersebut. Oleh karena itu, manajemen RS Tobat harus segera menangani keluhan ini dengan serius dan melakukan tindakan yang tepat agar para pasien dan keluarganya merasa lebih aman.


Tentunya dalam situasi seperti ini, peningkatan keamanan rumah sakit menjadi prioritas utama. Manajemen RS Tobat harus segera melakukan pembenahan sistem keamanan di RS Tobat ini, seperti menambah jumlah petugas keamanan, menambah jumlah CCTV yang berfungsi dengan baik, serta menerapkan sistem pengamanan yang lebih ketat dan efektif. Semua ini harus dilakukan agar keamanan dan kenyamanan pasien dan keluarganya terjaga.


Namun sayangnya hingga saat ini, manajemen RS Tobat masih terkendala oleh anggaran yang terbatas dan hal ini banyak berdampak pada keamanan di dalam rumah sakit tersebut. CCTV di RS Tobat sebagian masih belum berfungsi dan bahkan banyak yang mati. Hal ini tentunya sangat mempengaruhi keamanan di dalam rumah sakit, terutama ketika sedang terjadi tindakan pencurian yang bisa saja dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.


Manajemen RS Tobat harus bergerak cepat dalam mengatasi masalah kekurangan anggaran untuk sistem keamanan ini. Mereka perlu segera melakukan tindakan yang lebih serius dan lebih gencar dalam menggalang dana guna meningkatkan keamanan di RS Tobat. Selain itu, mereka juga perlu lebih transparan dalam hal ini, agar masyarakat bisagdut membantu dalam mengatasi masalah ini.


Keluarga pasien di RS Tobat tentunya sangat berharap agar sistem keamanan di dalam ruang lingkup rumah sakit ini bisa segera ditingkatkan. Pasien dan keluarganya membutuhkan rasa aman dan nyaman selama berada di dalam rumah sakit. Oleh karena itu, manajemen RS Tobat harus segera mengambil tindakan yang tepat dan memberikan perhatian khusus pada sistem keamanan, sehingga masyarakat bisa merasa tenang dan aman ketika hendak berobat atau melakukan perawatan di RS Tobat. Semoga masalah keamanan di RS Tobat ini bisa segera teratasi dengan baik. (Red)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Matinya Demokrasi Kampus Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama)

PT. Bina Indocipta Andalan bekerjasama dengan DJP mengadakan Webinar dengan tema "Pemadanan NIK Menjadi NPWP"

Bantu Kesulitan Warga, Kodim 0618/Kota Bandung Hadir Melalui Pemeriksaaan Kesehatan ( Tensi Gratis) di Lapangan Gasibu